Pasar Asia Bersikap Hati-hati Menjelang IHK AS, SSE Composite Tiongkok Menurun karena Inflasi Lebih Rendah
- Pasar Asia menunjukkan gambaran yang beragam menjelang rilis data IHK AS.
- Angka IHK (YoY) AS diharapkan turun menjadi 3,1% dari sebelumnya 3,2%.
- Saham-saham unggulan Tiongkok turun karena penurunan inflasi Tiongkok untuk bulan November.
- Bank-bank sentral utama akan merilis keputusan kebijakan mereka dengan ekspektasi untuk mempertahankan suku bunga.
Saham-saham Asia menunjukkan gambaran yang beragam karena para investor mendekati pasar dengan hati-hati menjelang data Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat (AS). Angka Indeks Harga Konsumen (IHK) tahunan AS diharapkan turun menjadi 3,1% dari 3,2% sebelumnya, dengan IHK Inti tetap stabil di 4,0%. Angka-angka ini memberikan gambaran mengenai tekanan inflasi di Amerika Serikat dan dipantau secara ketat oleh para investor.
Saat ini, Indeks Komposit SSE Tiongkok turun 0,05% pada 2.989, dan Indeks Komponen Shenzhen turun 0,23% menjadi 9.610. Nikkei 225 Jepang naik menjadi 32.814, turun 0,08%. Hang Seng Hong Kong naik ke 16.335, sementara KOSPI Korea naik ke 2.536.
Saham-saham unggulan di Tiongkok mengalami penurunan karena para investor mencari dukungan kebijakan dari pemerintah Tiongkok menyusul data yang menunjukkan penurunan inflasi di bulan November.
Selain itu, menurut Bloomberg, para pejabat Bank of Japan (BoJ) merasa tidak perlu terburu-buru keluar dari suku bunga negatif. Kemungkinan penyesuaian pada kebijakan moneter ultra-longgar tampaknya memudar, seperti yang ditunjukkan oleh para pejabat BoJ.
Selain itu, bank-bank sentral utama, termasuk Federal Reserve AS (The Fed), Bank of England (BoE), dan Bank Sentral Eropa (ECB), akan merilis keputusan suku bunga mereka selama minggu ini. The Fed secara luas diharapkan akan mempertahankan suku bunga pada hari Rabu, dan ekspektasi yang sama juga berlaku untuk BoE dan ECB untuk menahan diri dari membuat penyesuaian pada suku bunga kebijakan mereka. Keputusan-keputusan bank sentral ini akan diawasi secara ketat oleh para pelaku pasar untuk melihat potensi dampaknya terhadap pasar keuangan global.