Breaking: PDB AS Tumbuh pada Tingkat Tahunan 3,3% di Kuartal Keempat Dibandingkan Prakiraan 2%

Bagikan:

Produk Domestik Bruto (PDB) riil AS tumbuh pada tingkat tahunan 3,3% pada kuartal keempat, menurut estimasi pertama Biro Analisis Ekonomi AS pada hari Kamis. Angka ini menyusul pertumbuhan 4,9% pada kuartal ketiga dan melampaui ekspektasi pasar 2%.

“Kenaikan dalam PDB riil mencerminkan peningkatan belanja konsumen, ekspor, belanja pemerintah negara bagian dan lokal, investasi tetap non-perumahan, belanja pemerintah federal, investasi inventaris swasta, dan investasi tetap perumahan,” catat Biro Analisis Ekonomi AS dalam siaran persnya. “Impor, yang tidak termasuk perhitungan PDB, meningkat.”

Rincian lain dari laporan tersebut menunjukkan bahwa Indeks Harga Produk Domestik Bruto adalah 1,5% pada kuartal keempat, turun dari 3,3% pada kuartal ketiga. Terakhir, Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi/Personal Consumption Expenditures (PCE) Inti naik 2% pada basis kuartalan, sesuai dengan kenaikan kuartalan sebelumnya dan ekspektasi pasar.

Reaksi Pasar Terhadap Data PDB AS

Indeks Dolar AS naik tipis saat reaksi langsung namun dengan cepat menghapus kenaikannya. Pada saat berita ini dimuat, Indeks Dolar AS turun 0,05% hari ini di 103,15.

Harga Dolar AS Minggu ini

Tabel di bawah ini menunjukkan persentase perubahan Dolar AS (USD) terhadap mata uang utama yang terdaftar pada minggu ini. Dolar AS paling lemah terhadap Yen Jepang.

Peta panas menunjukkan persentase perubahan mata uang utama terhadap satu sama lain. Mata uang dasar diambil dari kolom kiri, sedangkan mata uang pembanding diambil dari baris atas. Misalnya, jika Anda memilih Euro dari kolom kiri dan geser secara horizontal ke Yen Jepang, persentase perubahan yang ditampilkan di kotak akan mewakili EUR (dasar)/JPY (pembanding).


Bagian di bawah ini diterbitkan sebagai pratinjau data Produk Domestik Bruto (PDB) AS pada pukul 08:00 GMT (15:00 WIB).

  • Produk Domestik Bruto Amerika Serikat diprakirakan tumbuh pada tingkat tahunan 2% di kuartal keempat.
  • Ketahanan perekonomian AS dapat memungkinkan The Fed untuk menunda perubahan sikap kebijakannya.
  • Para investor juga akan mencermati data Deflator Harga Domestik Bruto.

Laporan Produk Domestik Bruto (PDB) untuk kuartal keempat, yang akan dirilis oleh Biro Analisis Ekonomi pada hari Kamis, diprakirakan menunjukkan ekspansi ekonomi AS pada tingkat tahunan 2% setelah menunjukkan pertumbuhan 4,9% yang mengesankan pada kuartal sebelumnya.

Setelah terus-menerus berada di bawah tekanan bearish pada kuartal terakhir 2023, Dolar AS (USD) berhasil rebound di bulan Januari. Indeks DXY USD naik hampir 2% sejak awal tahun, karena pasar menilai kembali penentuan waktu perubahan kebijakan Federal Reserve (The Fed).

Prakiraan Produk Domestik Bruto AS: Data Bisa Memberi Kita Informasi

Kalender ekonomi AS pada hari Kamis menyoroti rilis data PDB pendahuluan untuk kuartal keempat, yang dijadwalkan dirilis pada pukul 13:30 GMT (20:30 WIB). Estimasi pertama diprakirakan menunjukkan bahwa perekonomian terbesar di dunia tumbuh 2% dalam tiga bulan terakhir tahun 2023, laju yang relatif sehat meskipun jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 4,9% pada kuartal ketiga.

Akumulasi inventaris adalah pendorong utama di balik pertumbuhan PDB pada kuartal ketiga. Karena komponen ini cenderung bergerak berlawanan arah dari kuartal ke kuartal, maka tidak mengherankan jika terjadi penurunan tajam dalam tingkat ekspansi menjelang akhir tahun 2023.

Pelaku pasar juga akan mencermati data Deflator Harga PDB, yang juga dikenal sebagai Indeks Harga PDB, yang mengukur perubahan harga jasa dan barang yang diproduksi di AS. Deflator Harga PDB naik ke 3,3% di kuartal ketiga dari 1,7% di kuartal kedua, mengindikasikan bahwa inflasi mempunyai dampak positif yang lebih besar pada pertumbuhan dibandingkan pada kuartal kedua.

Pratinjau data pertumbuhan PDB AS, “Dalam hal output perekonomian, kami memprakirakan PDB riil telah mencatatkan ekspansi AR sebesar 1,6% q/q di kuartal keempat 2023 di bawah tren, jauh lebih lambat dibandingkan angka kuartal ketiga yang mengesankan dan kenaikan 4,9% yang tidak berkelanjutan,” kata para analis TD Securities dan melanjutkan:

“Secara rinci, kami memprakirakan belanja konsumen menjadi penyebab perlambatan aktivitas (meskipun kemungkinan tumbuh pada laju yang masih wajar), sementara persediaan diprakirakan akan menjadi hambatan besar. Kami juga memprakirakan investasi bisnis akan tetap suram, karena belanja modal tampaknya masih mengalami penurunan pada kuartal keempat (investasi peralatan telah mengalami kontraksi dalam lima dari enam kuartal terakhir). Bahkan jika proyeksi kami di bawah konsensus terwujud, produksi kemungkinan masih naik dengan laju yang sangat kuat 2,4% pada tahun 2023 (2,7% Q4/Q4)."

Kapan Data PDB Dirilis, dan Bagaimana Pengaruhnya Terhadap USD?

Laporan PDB AS akan dirilis pada pukul 13:30 GMT (20:30 WIB) pada hari Kamis. Menjelang data tersebut, Dolar AS tetap tangguh terhadap mata uang lainnya di tengah meningkatnya ekspektasi penundaan penurunan suku bunga Federal Reserve mendatang.

Sebelum periode blackout Federal Reserve dimulai pada tanggal 21 Januari, beberapa pembuat kebijakan menolak antisipasi pasar terhadap penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin (bp) pada bulan Maret. Presiden Fed San Francisco Mary Daly mengatakan bahwa dia yakin bank sentral masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengembalikan inflasi ke target 2% The Fed dan berpendapat bahwa masih terlalu dini untuk berpikir bahwa “penurunan suku bunga akan segera terjadi.” Senada dengan itu, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mencatat bahwa skenario dasarnya adalah penurunan suku bunga akan dimulai pada kuartal ketiga.

Probabilitas FedWatch Tool dari CME untuk penurunan suku bunga sebesar 25 bp pada bulan Maret turun di bawah 50% pada paruh kedua bulan Januari dari hampir 80% pada akhir bulan Desember, mencerminkan pergeseran posisi pasar.

Pertumbuhan PDB yang lebih kuat dari prakiraan di kuartal keempat dapat menambah ekspektasi bahwa The Fed kemungkinan akan menahan diri dari menurunkan suku bunga kebijakannya di bulan Maret dan memberikan dorongan kepada USD sebagai reaksi langsungnya. Jika PDB mendekati konsensus pasar 2%, angka Deflator Harga PDB di atau di atas 3% dapat membantu USD mempertahankan kekuatannya, sementara penurunan menuju 2% dapat merugikan mata uang.

Di sisi lain, angka pertumbuhan yang mengecewakan di bawah 1,5% dapat bertentangan dengan narasi “soft landing”. Dalam skenario ini, pasar dapat condong ke arah penurunan suku bunga The Fed pada bulan Maret dan memicu penurunan imbal hasil obligasi Pemerintah AS, sehingga menyebabkan USD menderita penurunan terhadap mata uang utama lainnya.

Eren Sengezer, Analis Utama Sesi Eropa di FXStreet, berbagi pandangan teknis singkat untuk Indeks USD (DXY):

“Indikator Relative Strength Index (RSI) pada grafik harian bertahan di dekat 60, menyoroti bias bullish jangka pendek. Simple Moving Average (SMA) 200-hari membentuk pivot point di 103,50. Jika DXY stabil di atas level tersebut dan mulai menggunakannya sebagai support, 104,40 (SMA 100-hari) dan 105,00 (level psikologis) dapat ditetapkan sebagai target bullish berikutnya. Di sisi lain, retracement Fibonacci 38,2% dari tren menurun Oktober-Desember membentuk support kuat di 103,00 sebelum 102,50 (SMA 20-hari) dan 102,00 (retracement Fibonacci 23,6%)."

Bagikan: Pasokan berita