Saham-Saham Energi di Indonesia Lanjutkan Penurunan Pasca Jepang Resmi Resesi

Bagikan:
  • Jepang resesi di akhir 2023, ditandai oleh PDB yang turun untuk dua kuartal berturut-turut.
  • Jepang adalah salah satu tujuan ekspor batubara Indonesia.
  • Bayan Resources Tbk (BYAN) salah satu yang paling tangguh di antara saham-saham energi lainnya.

Jepang resesi (resesi terjadi saat PDB melemah selama dua kuartal berturut-turut) di akhir tahun 2023. Pada tanggal 14 Februari 2024, Jepang merilis data PDB untuk periode Oktober-Desember 2023, yang turun 0,4%. Resesi ini membuat Jepag terjungkal dari ekonomi terbesar ketiga di dunia dan membuat Jerman mengambil posisi tersebut.

Resesi di Jepang juga disinggung oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam pembukaan sidang kabinet di Istana Merdeka pada Hari ini. Seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Jokowi mengatakan, "Kita tahu beberapa negara sudah masuk ke resesi seperti Jepang, Inggris yang baru saja masuk resesi itu sehingga antisipasi dalam menyusun target pertumbuhan juga harus mencerminkan kehati-hatian tapi optimisme dan kredibilitas harus tetap kita jaga lakukan penajaman fokus pemerintah pusat dan daerah dengan menyiapkan plan jika ada gejolak dan krisis."

Berdasarkan BPS (Badan Pusat Statistik), ekspor Indonesia ke Jepang senilai USD$20,79 miliar pada 2023. Produk-produk yang diekspor ke Jepang antara lain adalah batubara, komponen-komponen elektronik, nikel, perhiasan, perikanan, karet. Resesi di Jepang memicu kekhwatiran terhadap permintaan produk-produk ekspor yang disebutkan di atas dan juga emiten-emitern terkait.

Pada tahun 2023, Jepang menilai penggunaan energi fosil masih diperlukan, dan ini menjadi angin segar untuk permintaan batubara Indonesia. Tiga emiten yang melakukan ekspor batubara ke Jepang pada tahun 2023 adalah PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).

Emiten PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menunjukkan reaksi negatif sehari setelah Jepang resmi resesi. ADRO turun dari puncak yang diraih pada 15 Februari 2570 ke 2370, yang merupanan terendah hari ini dan juga harga penutupan hari ini. Sama seperti ADRO, ITMG juga bereaksi serupa, ditutup turun di 25.800, dari tertinggi 15 Febuari 27.075. Yang berbeda adalah PT Bayan Resources Tbk (BYAN), walaupun sempat merosot ke 18.900 pada 20 Februari, saham tersebut rebound ke 19.625 sehari setelahnya. Penting untuk mengamati permintaan batubara dari Jepang dan negara-negara lainnya untuk prospek emiten di masa depan.

Bagikan: Pasokan berita