USD/JPY Jatuh ke 147,00 karena Spekulasi Kenaikan Suku Bunga BoJ dan NFP AS
- USD/JPY melanjutkan penurunannya karena Yen Jepang menguat di tengah spekulasi akan sikap hawkish BoJ.
- Dolar AS melemah di tengah ekspektasi kuat untuk penurunan suku bunga The Fed di bulan Juni.
- Para nvestor menunggu NFP AS untuk mendapatkan petunjuk baru.
Pasangan USD/JPY melanjutkan penurunannya untuk sesi perdagangan keempat di hari Jumat. Aset ini turun secara vertikal ke 147,00 karena ekspektasi kuat bahwa Bank of Japan (BoJ) akan menaikkan suku bunga setelah mempertahankannya di wilayah negatif selama lebih dari satu dekade.
Indeks berjangka S&P 500 positif di sesi Eropa, mengindikasikan selera risiko yang lebih tinggi dari para pelaku pasar. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun telah turun secara signifikan menjadi 4,07% karena Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell telah mengakui perlunya menarik kembali kebijakan moneter yang ketat untuk mencegah ekonomi jatuh ke dalam resesi.
Ekspektasi pasar untuk BoJ keluar dari sikap kebijakan ultra-dovish meningkat setelah beberapa pengambil kebijakan mengatakan bahwa siklus upah yang positif sudah di depan mata. Hal ini telah meyakinkan para investor bahwa pertumbuhan upah yang stabil akan menjaga inflasi di atas target 2%. Para investor berharap bahwa BoJ akan menghentikan sikap kebijakan ekspansifnya pada pertemuan kebijakan bulan Maret.
Sementara itu, Dolar AS berada di bawah tekanan The Fed Powell mengatakan bahwa bank sentral tidak terlalu jauh dari keyakinan bahwa inflasi akan turun ke 2%. Indeks Dolar AS (DXY) telah melanjutkan penurunan selama lima hari hingga hari Jumat dan telah memperbarui level terendahnya selama tujuh minggu di 102,70.
Ke depannya, Dolar AS akan dipandu oleh data Nonfarm Payrolls (NFP) AS untuk bulan Februari, yang akan dipublikasikan pada pukul 13:30 GMT (20:30 WIB). Tingkat Pengangguran diprakirakan tidak akan berubah pada 3,7%. Para ekonom telah mengantisipasi bahwa para pengusaha Amerika Serikat merekrut 200 ribu di lapangan pekerjaan, lebih rendah dari perekrutan yang kuat sebesar 353 ribu pada bulan Januari.