USD/JPY Rebound ke 147,50 saat Taruhan Kenaikan Suku Bunga BoJ Mereda, Fokus pada Inflasi AS
- USD/JPY memantul kembali ke 147,50 karena meredanya taruhan kenaikan suku bunga BoJ.
- Gubernur BoJ Ueda meragukan kekuatan ekonomi Jepang di tengah lemahnya konsumsi.
- Para pengambil kebijakan The Fed akan mengkonfirmasi bahwa inflasi akan kembali ke 2% sebelum mempertimbangkan penurunan suku bunga.
Pasangan USD/JPY pulih ke 147,50 setelah konsolidasi dua hari di sesi Eropa pada hari Selasa. Aset tersebut mengalami rebound seiring melemahnya Yen Jepang setelah Bank of Japan (BoJ) menyuarakan keraguannya terhadap prospek ekonomi Jepang.
Gubernur BoJ Ueda mengatakan pada sesi Asia hari Selasa bahwa perekonomian sedang pulih karena beberapa alasan ekonomi saat konsumsi masih lemah. Selain itu, Menteri Keuangan Shunichi Suzuki mengatakan secara terpisah bahwa Jepang belum berada pada tahap di mana negara dapat menyatakan kemenangan atas deflasi. Komentar dari Ueda dan Menteri Keuangan Suzuki telah mengurangi ekspektasi pasar terhadap BoJ akan keluar dari suku bunga negatif.
Ekspektasi BoJ akan menghentikan sikap kebijakan ekspansif jauh lebih tinggi sebelum komentar Ueda karena revisi estimasi Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang kuartal keempat menunjukkan bahwa perekonomian tidak berada dalam resesi teknis pada semester kedua 2023. Revisi estimasi menunjukkan bahwa perekonomian tumbuh 0,1% dibandingkan dengan penurunan pertumbuhan 0,1% yang diindikasikan dari estimasi pendahuluan.
Selain itu, beberapa pengambil kebijakan BoJ menyatakan optimisme terhadap siklus upah positif, yang dapat menjaga inflasi tetap berada di atas tingkat yang diinginkan 2%.
Sementara itu, sentimen pasar tetap optimis menjelang data Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat untuk bulan Februari yang akan dipublikasikan pada pukul 12:30 GMT (19:30 WIB). Data inflasi akan memberikan pandangan baru terhadap suku bunga AS. Para pengambil kebijakan Federal Reserve (The Fed) ingin melihat bukti pelonggaran dalam data inflasi selama berbulan-bulan sebelum mempertimbangkan keputusan suku bunga yang dovish.