USD/JPY Diperdagangkan Sideways di Dekat 147,50, Pantau Data AS
- USD/JPY diperdagangkan lesu di dekat 147,50 menjelang data PPI dan Penjualan Ritel AS.
- Imbal hasil obligasi AS turun di tengah membaiknya sentimen pasar.
- Ketidakpastian mengenai penghentian suku bunga negatif oleh BoJ semakin dalam.
Pasangan USD/JPY berkonsolidasi dalam kisaran ketat di sekitar 147,70 di sesi Eropa hari Kamis. Aset ini berusaha keras untuk menemukan arah karena para investor tetap berada di sela-sela menjelang data Indeks Harga Produsen (PPI) dan Penjualan Ritel Amerika Serikat untuk bulan Februari, yang akan dipublikasikan pada pukul 12:30 GMT (19:30 WIB). Data ekonomi ini akan memberikan petunjuk baru mengenai suku bunga karena dapat mempengaruhi prospek inflasi.
Penjualan Ritel bulanan diprakirakan tumbuh 0,8% setelah menurun pada laju yang sama di bulan Januari. Diprakirakan bahwa permintaan yang kuat untuk mobil dan penjualan yang lebih tinggi di SPBU akan mendorong data Penjualan Ritel. Data Penjualan Ritel yang optimis akan meredam spekulasi penurunan suku bunga Federal Reserve (Fed) pada pertemuan kebijakan bulan Juni.
Saat ini, perangkat CME FedWatch menunjukkan bahwa ada 69% kemungkinan penurunan suku bunga akan diumumkan pada bulan Juni. Untuk pertemuan kebijakan bulan Maret dan Mei, The Fed diprakirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah di kisaran 5,25%-5,50%.
Indeks berjangka S&P 500 menghasilkan kenaikan yang signifikan pada sesi London, mengindikasikan peningkatan tajam pada selera risiko para pelaku pasar. Imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun menyerahkan seluruh kenaikannya, diperdagangkan di kisaran 4,19%. Indeks Dolar AS (DXY) secara luas bergerak sideways di sekitar 102,80 menjelang rilis data AS.
Sementara itu, Yen Jepang masih berada di bawah tekanan karena para investor berharap bahwa Bank of Japan (BoJ) akan menunda rencananya untuk keluar dari suku bunga negatif. BoJ Ueda mengatakan pada hari Selasa bahwa ekonomi telah pulih dalam beberapa hal, meskipun konsumsi masih lemah. Menteri Keuangan Shunichi Suzuki mengatakan secara terpisah bahwa Jepang belum berada pada tahap di mana mereka dapat menyatakan kemenangan atas deflasi.