EUR/JPY Pertahankan Kenaikan Setelah Hasil Beragam Dalam Data IMP Jerman dan Zona Euro, di Atas 165,00
- EUR/JPY menerima dukungan setelah rilis data IMP Jerman yang moderat pada hari Selasa.
- Wakil Presiden ECB Luis de Guindos mengumumkan bahwa bank sentral bermaksud menurunkan suku bunga pada bulan Juni.
- Yen Jepang menghadapi kendala karena BoJ mengindikasikan tidak terburu-buru menerapkan langkah-langkah kebijakan moneter.
Pasangan EUR/JPY memperpanjang kenaikan beruntunnya untuk sesi ketiga berturut-turut, melayang di sekitar 165,20 selama jam-jam perdagangan Eropa pada hari Selasa. Euro menguat karena hasil beragam dalam data Indeks Manajer Pembelian (IMP) dari Jerman dan Zona Euro yang dirilis pada hari Selasa.
Pada bulan April, IMP Manufaktur pendahuluan Zona Euro merosot ke 45,6, meleset dari ekspektasi naik ke 46,5 dari sebelumnya 46,1. Namun, IMP Jasa menunjukkan kekuatan, mencapai 52,9, melampaui prakiraan 51,8 dan sebelumnya 51,5. IMP Komposit untuk bulan April menunjukkan perbaikan di 51,4, melebihi angka sebelumnya 50,3 dan antisipasi 50,8.
Sebelumnya pada hari Selasa, Euro menguat setelah rilis data IMP Jerman yang beragam. IMP Manufaktur Jerman pendahuluan bulan April naik ke 42,2, sedikit di bawah prakiraan 42,8 namun naik dari 41,9 di Maret, menandai level tertinggi dalam dua bulan. IMP jasa juga mengalami peningkatan yang signifikan, di 53,3, melampaui ekspektasi pasar 50,6 dan mencapai tertinggi baru dalam sepuluh bulan.
Yen Jepang (JPY) menghadapi rintangan yang berasal dari melebarnya kesenjangan imbal hasil antara Jepang dan banyak negara penting lainnya. Tren ini mendorong para pedagang untuk meminjam JPY dan mengalokasikan dana ke aset-aset dengan imbal hasil lebih tinggi di luar negeri. Bank of Japan (BoJ) mengisyaratkan bahwa pihaknya mengambil pendekatan yang hati-hati terkait normalisasi kebijakan, dan mengindikasikan tidak terburu-buru menerapkan langkah-langkah tersebut.
Lebih lanjut, menurut Reuters, Gubernur Bank of Japan (BoJ) Kazuo Ueda menegaskan kembali pada hari Selasa bahwa bank sentral siap menaikkan suku bunga jika tren inflasi bergerak menuju target 2%, selaras dengan proyeksinya. Ueda juga mencatat tantangan dalam memprediksi jangka waktu optimal bagi BoJ untuk mengumpulkan data yang memadai sebelum mempertimbangkan penyesuaian kebijakan.