USD/INR Diperdagangkan dengan Kenaikan Ringan di Tengah Risiko Geopolitik Timur Tengah

• Rupee India melemah di hari Senin meskipun USD melemah.
• Arus masuk yang kuat ke dalam ekuitas India dapat mendukung INR dalam waktu dekat; risiko geopolitik dapat membatasi kenaikan mata uang lokal.
• PDB kuartal pertama AS, PCE AS bulan April dan angka pertumbuhan PDB kuartal keempat India akan diawasi dengan ketat pekan ini.

Rupee India (INR) memangkas kenaikan di hari Senin meskipun Dolar AS (USD) melemah. INR ditutup pada level tertinggi dua bulan di 83,10 pada hari Jumat, menandai kenaikan mingguan terbesar dalam lebih dari lima bulan terakhir, didukung oleh arus masuk yang kuat ke dalam ekuitas India. Berlanjutnya arus masuk USD ke dalam ekuitas domestik dapat mengangkat INR dalam waktu dekat. Namun, kenaikan harga minyak mentah dan aliran safe-haven di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dapat mendorong Greenback dan mendukung USD/INR.

Investor akan mencermati pembacaan pertama Produk Domestik Bruto (PDB) AS untuk kuartal pertama (Q1) 2024 pada hari Kamis dan pembacaan akhir Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) untuk bulan April pada hari Jumat. Di India, angka pertumbuhan PDB untuk kuartal keempat 2023 akan dirilis pada hari Jumat. Jika ekonomi India menunjukkan pertumbuhan yang lebih lemah dari perkiraan, hal ini dapat membebani INR dan membatasi penurunan pasangan mata uang ini.

Intisari Penggerak Pasar Harian: Rupee India Melemah di Tengah Sentimen yang Berhati-hati

• Rupee India menguat paling tinggi dalam lima bulan terakhir, karena indeks-indeks ekuitas acuan India, BSE Sensex dan Nifty 50, menyentuh rekor tertinggi pada hari Jumat.
• Setelah menyaksikan tingkat pertumbuhan yang mengesankan lebih dari 8% selama tiga kuartal berturut-turut, pertumbuhan ekonomi India diperkirakan akan melambat ke level terendah empat kuartal sebesar 6,7% pada kuartal keempat 2023.
• Sedikitnya 35 orang tewas setelah serangan udara Israel di kota Rafah, Gaza selatan, menghantam tenda-tenda yang menampung para pengungsi, Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan pada hari Ahad, beberapa jam setelah Hamas meluncurkan rentetan roket ke Tel Aviv untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir, demikian dikutip dari The Guardian.
• Pesanan Barang Tahan Lama AS naik 0,7% MoM di bulan April menyusul revisi turun 0,8% di bulan Maret. Para ekonom memprakirakan angka tersebut akan turun 0,8%.
• Indeks Sentimen Konsumen Universitas Michigan turun menjadi 69,1 di bulan Mei dari 67,4 di bulan April. Sementara itu, ekspektasi inflasi untuk satu tahun naik sedikit menjadi 3,3% dari 3,2%, sementara ekspektasi inflasi lima tahun turun menjadi 3% dari 3,1%.
• Pasar finansial melihat probabilitas suku bunga tidak berubah naik menjadi 46% dari 35% sepekan sebelumnya, menurut alat FedWatch CME.

Analisis Teknis: USD/INR Melanjutkan Sikap Bearish pada Grafik Harian

Rupee India melemah pada hari ini. Pasangan USD/INR mengkonfirmasi terobosan garis leher dari pola Head and Shoulders yang terbentuk sejak 21 Maret. Pasangan mata uang ini melanjutkan prospek bearish karena harga berada di bawah Exponential Moving Average (EMA) 100 hari pada grafik harian. Selain itu, Relative Strength Index (RSI) 14-hari berada di wilayah bearish di dekat 34,65, mendukung para penjual untuk saat ini.

Level support-yang berubah menjadi-resistance dan EMA 100 hari di 83,20 akan menjadi level resistance potensial untuk USD/INR. Setiap pembelian lanjutan di atas level ini akan membuka jalan menuju level tertinggi 13 Mei di 83,54, diikuti oleh level tertinggi 17 April di 83,72, dan akhirnya level 84,00.

Di sisi lain, terobosan support psikologis 83,00 akan mengekspos level terendah 15 Januari di 82,78. Lebih jauh ke selatan, level rintangan berikutnya terlihat di dekat level terendah 11 Maret di 82,65.