Prakiraan Harga Perak: XAG/USD Lanjutkan Penurunan ke Dekat $31,00 karena Sikap Hati-Hari di Pasar
- Harga Perak terus melemah karena para pedagang berhati-hati menjelang PCE Inti AS.
- Imbal hasil obligasi Pemerintah AS terapresiasi karena kebijakan The Fed yang hawkish, sehingga melemahkan permintaan Perak yang tidak memberikan imbal hasil.
- Dolar AS yang lebih tinggi berdampak pada permintaan logam abu-abu karena harganya menjadi lebih mahal bagi pembeli asing.
Harga Perak terus melemah untuk hari ketiga berturut-turut, diperdagangkan di sekitar $31,10 per troy ounce selama sesi Eropa pada hari Jumat. Pernyataan hawkish dari para pejabat Federal Reserve (The Fed) telah meningkatkan kekhawatiran terhadap potensi kenaikan suku bunga. Suku bunga yang lebih tinggi berdampak negatif pada aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti Perak.
Pada hari Kamis, Presiden Fed Dallas Lorie Logan menyatakan kekhawatirannya terhadap risiko kenaikan inflasi meskipun ada penurunan baru-baru ini. Logan memperingatkan bahwa Federal Reserve harus tetap fleksibel dan tetap mempertimbangkan “semua opsi” saat memantau data dan menentukan bagaimana meresponsnya, menurut Reuters. Selain itu, Bloomberg melaporkan pada hari Rabu bahwa Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic menyatakan jalur menuju inflasi 2% tidak dijamin dan menyoroti besarnya kenaikan harga yang signifikan.
Selain itu, penguatan Dolar AS (USD) membuat logam abu-abu lebih mahal bagi pembeli asing. Peningkatan biaya ini menyebabkan penurunan permintaan Perak dan selanjutnya menurunkan harga. Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai Dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya, diperdagangkan lebih tinggi di sekitar 104,80 dengan imbal hasil obligasi Pemerintah AS bertenor 2-tahun dan 10-tahun masing-masing 4,94% dan 4,56%, pada saat penulisan.
Pada hari Kamis, Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang disetahunkan untuk kuartal pertama direvisi lebih rendah menjadi 1,3% dari 1,6%. Selain itu, Klaim Pengangguran Awal mingguan AS untuk pekan yang berakhir pada 2 Mei naik ke 219.000 dari minggu sebelumnya 216.000, sedikit melebihi konsensus pasar 218.000. Para investor sedang menunggu pengukur inflasi yang disukai Federal Reserve, Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi/Personal Consumption Expenditures (PCE) Inti, yang akan dirilis pada hari Jumat. Jika data terus melemah, hal ini dapat memicu kembali perdebatan mengenai potensi penurunan suku bunga pada bulan September, yang dapat membantu Perak membatasi penurunannya.
(Catatan: Berita ini dikoreksi pada tanggal 31 Mei pukul 08:50 GMT (15:50 WIB), di paragraf ketiga, menjadi "Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai Dolar AS" dan bukan Dolar AS (DXY).)