NZD/USD Jatuh ke Dekat 0,6150 setelah Menghentikan Kenaikan Beruntunnya, Menantikan IHP AS
- NZD/USD melemah karena Dolar AS menguat karena sikap hawkish The Fed pada hari Rabu.
- Rebound pada imbal hasil obligasi Pemerintah AS mendukung Dolar AS.
- Penjualan Ritel Kartu Elektronik turun 1,1% MoM di bulan Mei dibandingkan dengan penurunan 0,4% di bulan April.
NZD/USD menghentikan kenaikan tiga hari berturut-turutnya, diperdagangkan di sekitar 0,6170 selama awal sesi Eropa pada hari Kamis. Penurunan pasangan NZD/USD dapat dikaitkan dengan kenaikan Dolar AS (USD) setelah sikap hawkish Federal Reserve (The Fed) AS pada hari Rabu. Para investor menunggu Klaim Pengangguran Awal dan Indeks Harga Produsen (IHP) mingguan AS pada hari Kamis untuk mendapatkan dorongan lebih lanjut mengenai kondisi ekonomi di Amerika Serikat (AS).
Federal Open Market Committee (FOMC) mempertahankan suku bunga pinjaman acuannya di kisaran 5,25%–5,50% untuk ketujuh kali berturut-turut pada pertemuan bulan Juni di hari Rabu, seperti yang diprakirakan secara luas. Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan dalam konferensi pers setelah keputusan The Fed bahwa sikap restriktif pada kebijakan moneter mempunyai dampak yang sudah diprakirakan pada inflasi. “Sejauh tahun ini, kami belum mendapatkan keyakinan yang lebih besar pada inflasi untuk menjamin penurunan suku bunga,” tambah Powell.
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai Dolar AS (USD) terhadap enam mata uang utama, naik tipis ke dekat 104,80, kemungkinan didukung oleh rebound imbal hasil obligasi Pemerintah AS. Imbal hasil obligasi Pemerintah AS bertenor 2-tahun dan 10-tahun masing-masing berada di 4,76% dan 4,32%, pada saat penulisan.
Di Selandia Baru, Penjualan Ritel Kartu Elektronik turun 1,1% bulanan di bulan Mei, penurunan yang lebih tajam dibandingkan penurunan 0,4% di bulan April. Namun pada basis tahunan, penurunannya adalah 1,6%, jauh lebih rendah dibandingkan penurunan tahun sebelumnya 3,8%.
Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) mengindikasikan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk menurunkan suku bunga pada tahun 2024, dengan penurunan suku bunga apa pun kemungkinan tidak terjadi hingga pertengahan tahun 2025. Meskipun menghadapi tantangan ekonomi, para pengambil kebijakan telah memperingatkan bahwa masih ada risiko kenaikan pada inflasi. Menurut laporan Reuters, pasar obligasi berjangka menilai peluang 44% RBNZ dapat melonggarkan kebijakannya secepat Oktober tahun ini.