WTI Stabil di Atas $80 jelang Laporan Persediaan dan Data Inflasi AS
- Harga Minyak menunjukkan pergerakan sideways menjelang data persediaan minyak AS.
- EIA AS diprakirakan menunjukkan penurunan persediaan minyak untuk minggu kedua berturut-turut.
- Para investor menunggu inflasi PCE inti AS untuk mendapatkan panduan baru mengenai suku bunga.
Kontrak berjangka West Texas Intermediate (WTI) di NYMEX dekat tertinggi delapan minggu di dekat $82,00 di sesi Eropa hari ini. Harga minyak tetap bullish selama hampir tiga minggu di tengah harapan kuatnya permintaan akibat gelombang panas yang parah di belahan bumi utara di tengah musim liburan musim panas. Musim panas mendorong permintaan energi, sehingga menguntungkan harga Minyak.
Selain peningkatan permintaan, gangguan pasokan minyak akibat ketegangan di Timur Tengah dan perang Rusia-Ukraina juga membuat harga minyak tetap tinggi. Reuters melaporkan, “Houthi sejauh ini telah menenggelamkan dua kapal dan menyita satu lagi, dan mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka menggunakan rudal untuk menghantam sebuah kapal di Laut Arab.”
Pada sesi Rabu, para investor akan fokus pada data persediaan minyak mentah Energy Information Administration (EIA) Amerika Serikat (AS) untuk pekan yang berakhir 21 Juni. Laporan tersebut diprakirakan menunjukkan bahwa ada penurunan stok Minyak sebesar tiga juta barel.
Untuk prospek permintaan yang lebih luas, para investor menunggu data indeks harga Belanja Konsumsi Pribadi/Personal Consumption Expenditure (PCE) inti AS untuk bulan Mei, yang akan dipublikasikan pada hari Jumat. Pada basis tahunan, data inflasi diprakirakan melemah ke 2,6% dari rilis sebelumnya 2,8%, dengan angka bulanan tumbuh pada laju yang lebih lambat di 0,1% dari 0,2% di bulan April.
Angka inflasi yang lemah akan meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal oleh Federal Reserve (The Fed). Ini pada akhirnya akan meningkatkan daya tarik harga minyak karena suku bunga yang lebih rendah akan mendorong likuiditas ke dalam perekonomian.