USD/JPY Turun dari Tertinggi Multi-Dekat dekat 161,00 di Tengah Desas-Desus Intervensi Jepang
- USD/JPY sedikit terkoreksi dari tertinggi multi-dekade karena kekhawatiran terhadap intervensi Jepang semakin dalam.
- BoE kemungkinan akan mengurangi jumlah pembelian obligasi dalam pertemuan-pertemuan kebijakan mendatang.
- Pesanan Barang Tahan Lama AS secara tak terduga tumbuh 0,1% di bulan Mei.
Pasangan USD/JPY melakukan sedikit pergerakan korektif di sesi New York hari Kamis setelah mencatat tertinggi baru multi-dekade di 160,87. Pasangan mata uang ini turun sedikit karena kekhawatiran terhadap intervensi Jepang yang semakin meningkat untuk meredam pelemahan Yen Jepang.
Melemahnya nilai tukar Yen mengakibatkan ekspor lebih tinggi dan biaya impor meningkat tajam, sehingga meningkatkan tekanan inflasi. Pemerintah Jepang telah menegaskan kembali bahwa mereka siap melakukan intervensi terhadap pergerakan mata uang asing yang berlebihan. Resistance 160,00 tampaknya menjadi level harga penting dimana pemerintah dapat membeli Yen. Selain itu, pemerintah diprakirakan melakukan intervensi dekat level tersebut pada dua bulan lalu.
Di sisi kebijakan moneter, para investor memprakirakan Bank of Japan (BoJ) dapat menaikkan suku bunga lebih awal karena ekspektasi inflasi persisten. BoJ juga diprakirakan akan mengurangi skala operasi pembelian obligasi pada pertemuan kebijakan mendatang.
Sementara itu, Dolar AS (USD) berada di bawah tekanan karena data indeks harga Belanja Konsumsi Pribadi/Personal Consumption Expenditure (PCE) inti Amerika Serikat (AS) untuk bulan Mei, yang akan dipublikasikan pada hari Jumat. Data inflasi PCE inti, pengukur inflasi yang disukai Federal Reserve (The Fed), diprakirakan tumbuh pada laju yang lebih lambat di 0,1% dibandingkan 0,2% pada bulan April pada basis bulanan. Pada basis tahunan, inflasi diprakirakan melambat ke 2,6% dari rilis sebelumnya 2,8%.
Dari segi data ekonomi, Pesanan Barang Tahan Lama AS untuk bulan Mei secara tak terduga naik 0,1%. Para ekonom memprakirakan data tersebut turun 0,1% setelah ekspansi 0,6%, direvisi dari 0,7%. Pesanan baru untuk Barang Tahan Lama adalah indikator pendahulu untuk data Indeks Harga Konsumen (IHK) inti. Sedikitnya pertumbuhan Pesanan Baru untuk Barang Tahan Lama tidak menimbulkan risiko besar terhadap tekanan harga.