USD/JPY Menorehkan Tertinggi Baru Multi-Dekat di Atas 161,00 jelang Rilis Inflasi AS
- USD/JPY naik di atas 161,00 di tengah menguatnya Dolar AS menjelang Inflasi PCE Inti AS.
- Data inflasi AS diprakirakan melemah pada bulan Mei.
- Kekhawatiran terhadap intervensi Jepang semakin meningkat karena Yen melemah ke 161,00 terhadap Dolar AS.
Pasangan USD/JPY mencetak tertinggi baru multi- dekade di 161,28, tertinggi sejak 1986, pada hari Jumat. Aset ini naik lebih jauh karena Dolar AS (USD) menguat di tengah ketidakpastian menjelang data indeks harga Belanja Konsumsi Pribadi/Personal Consumption Expenditure (PCE) inti Amerika Serikat (AS) untuk bulan Mei, yang akan dipublikasikan pada hari Jumat.
Data inflasi AS akan memberikan petunjuk tentang kapan dan seberapa besar Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunga tahun ini. Laporan PCE AS diprakirakan menunjukkan bahwa tekanan harga tumbuh pada laju yang lebih lambat di 0,1% dibandingkan 0,2% pada bulan April pada basis bulanan. Pada basis tahunan, inflasi diprakirakan melambat ke 2,6% dari 2,8% di bulan April.
Skenario di mana tekanan harga turun sesuai atau lebih besar dari prakiraan akan meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed. Saat ini, pasar keuangan memprakirakan The Fed akan menurunkan suku bunga mulai pertemuan bulan September. The Fed juga diprakirakan akan melakukan dua penurunan suku bunga pada tahun ini dibandingkan dengan satu kali penurunan suku bunga yang diindikasikan oleh para pejabat dalam dot plot terbaru.
Sementara itu, Yen Jepang melemah meskipun Bank of Japan (BoJ) mengisyaratkan pengetatan kebijakan lebih lanjut untuk mengurangi tekanan harga, yang baru-baru ini didorong oleh lemahnya Yen yang mendorong ekspor dan meningkatkan biaya impor.
Pelemahan Yen Jepang juga mendorong ekspektasi intervensi diam-diam Jepang. Pada awal sesi Asia, Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki mengatakan pada hari Jumat bahwa pihak berwenang “sangat prihatin” dengan dampak pergerakan valuta asing yang “cepat dan sepihak” terhadap perekonomian, Reuters melaporkan.