AUD/USD Turun Menuju 0,6500 di Tengah Kesengsaraan Ekonomi Tiongkok

  • AUD/USD melanjutkan penurunannya untuk sesi perdagangan kesembilan.
  • Lemahnya prospek ekonomi Tiongkok dan Australia telah melemahkan Dolar Australia.
  • Para investor menunggu data PDB AS kuartal kedua untuk mengetahui status kesehatan perekonomian saat ini.

Pasangan AUD/USD melanjutkan penurunan beruntunnya untuk sesi perdagangan kesembilan pada hari Kamis. Dolar Australia anjlok ke dekat 0,6520 dan diprakirakan akan meluncur lebih jauh ke support psikologis 0,6500. Daya tarik Dolar Australia (AUD) memburuk karena meningkatnya kekhawatiran terhadap prospek ekonomi Tiongkok dan konsekuensinya terhadap Australia.

Kekhawatiran terhadap prospek ekonomi Tiongkok tumbuh setelah para pakar pasar menyampaikan bahwa hasil Sidang Pleno Ketiga tidak memiliki langkah-langkah likuiditas yang kuat untuk meningkatkan pertumbuhan dan People’s Bank of China (PBoC) secara mengejutkan menurunkan Suku Bunga Pinjaman/Loan Prime Rate (LPR) jangka pendek dan jangka panjang sebesar 10 basis poin (bp). Keputusan penurunan suku bunga yang tidak terduga oleh PBoC tampaknya disebabkan oleh pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang lebih lambat dari prakiraan pada kuartal kedua tahun ini.

Sebagai proksi yang likuid untuk perekonomian Tiongkok, Dolar Australia terpukul dengan sangat buruk. Kurangnya pemicu pertumbuhan Tiongkok telah sangat membebani logam-logam dasar. Harga bijih besi global telah jatuh ke terendah tiga minggu. Arus asing dalam perekonomian Australia diprakirakan akan turun tajam, yang bertanggung jawab atas ekspor lebih dari 50% permintaan bijih besi global.

Sementara itu, sentimen pasar yang suram menjelang PDB pendahuluan kuartal kedua Amerika Serikat (AS) telah membebani Dolar Australia. S&P 500 futures membukukan penurunan nominal pada jam-jam perdagangan Eropa. Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai Greenback terhadap enam mata uang utama, turun tetapi mempertahankan support utama 104,00.

Perekonomian AS diestimasi tumbuh dengan laju tinggi 2,0% dari rilis sebelumnya 1,4% pada basis tahunan. Sementara Indeks Harga PDB, yang merupakan pengukur utama perubahan harga barang dan jasa yang diproduksi, tampaknya telah melambat ke 3,6% dari 3,1%. Hasil seperti ini akan mendorong ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang lebih awal.

Bagikan: Pasokan berita