GBP/JPY Memangkas Sebagian Penurunan Intraday ke Level Terendah Sejak April; Fokus pada BoE
- GBP/JPY terus melemah untuk hari ketiga berturut-turut pada hari Kamis.
- Divergensi kebijakan BoE-BoJ dipandang sebagai faktor utama yang membebani pasangan mata uang ini.
- Nada risiko yang positif membantu membatasi penurunan lebih lanjut menjelang keputusan penting BoE.
Pasangan GBP/JPY tetap berada di bawah tekanan jual yang besar untuk hari ketiga berturut-turut dan turun ke level-level di bawah 191,00 atau level terendah sejak 23 April pada hari Kamis. Namun, harga spot berhasil bangkit beberapa pip dan saat ini diperdagangkan di sekitar pertengahan 191,00 karena para pedagang lebih suka absen menjelang pertemuan kebijakan Bank of England (BoE).
Tanda-tanda bahwa tekanan inflasi mereda secara global telah memicu spekulasi bank sentral Inggris akan menurunkan suku bunga hari ini. Faktanya, pasar keuangan menilai probabilitas lebih dari 65% BoE akan menurunkan suku bunga dari tertinggi 16 tahun 5,25% dan memprakirakan satu lagi penurunan suku bunga seperempat poin sebelum akhir tahun. Hal ini, bersama dengan peningkatan permintaan Dolar AS (USD), melemahkan Pound Inggris (GBP) dan membebani pasangan GBP/JPY.
Yen Jepang (JPY), di sisi lain, terus mendapat dukungan dari keputusan Bank of Japan (BoJ) yang menaikkan suku bunga acuan jangka pendek pada hari Rabu, sebesar 15 basis poin - batas atas ekspektasi pasar. Selain itu, data resmi menunjukkan bahwa otoritas Jepang menghabiskan ¥5,53 triliun ($36,8 miliar) untuk melakukan intervensi di pasar valuta asing pada bulan Juli, yang selanjutnya menguntungkan JPY dan berkontribusi pada nada penawaran jual di sekitar pasangan GBP/JPY.
Latar belakang fundamental, bersama dengan penurunan intraday di bawah Simple Moving Average (SMA) 200-hari yang sangat penting, mengindikasikan bahwa jalur paling mudah untuk harga spot setidaknya adalah ke bawah. Menjelang acara bank sentral, para pedagang yang bearish tampaknya enggan menempatkan taruhan baru di tengah nada risiko positif, yang cenderung mengurangi permintaan safe haven JPY.