USD/MXN Bergerak di Bawah 19,00 Meskipun Ada Penurunan Suku Bunga yang Tidak Terduga oleh Banxico

  • USD/MXN melanjutkan penurunan beruntun meskipun ada penurunan suku bunga oleh Banxico pada hari Kamis.
  • Inflasi 12 Bulan Meksiko naik menjadi 5,57% di bulan Juli, angka tertinggi sejak Mei 2023.
  • Dolar AS mungkin didukung oleh meningkatnya arus safe haven di tengah meningkatnya ketegangan Timur Tengah.

USD/MXN melanjutkan penurunan beruntun untuk 3 sesi berturut-turut, diperdagangkan di sekitar 18,90 pada akhir jam perdagangan Asia di hari Jumat. Penurunan ini terjadi meskipun Bank of Mexico (Banxico) secara tidak terduga memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan menjadi 10,75% dari 11,00% pada pertemuan hari Kamis.

Banxico mengisyaratkan kemungkinan penyesuaian suku bunga lebih lanjut, dengan mengutip risiko inflasi yang sedang berlangsung. Tingkat Inflasi 12 bulan naik menjadi 5,57% di bulan Juli, naik dari 4,98% sebelumnya, dan sesuai dengan estimasi pasar. Ini adalah angka tertinggi sejak Mei 2023.

Sementara itu, Inflasi Inti naik 0,32%, sedikit di atas prakiraan kenaikan 0,29%. Inflasi Umum juga naik 1,05% di bulan Juli, kenaikan terbesar dalam hampir tiga tahun terakhir, dan sedikit di atas estimasi kenaikan 1,02%.

Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai Dolar AS (USD) terhadap enam mata uang utama, turun tipis mendekati 103,20. Penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS menambah tekanan pada Greenback, dengan imbal hasil masing-masing berada di 4,01% dan 3,97% pada saat artikel ini ditulis.

Dolar AS menghadapi tantangan di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menerapkan penurunan suku bunga sebesar seperempat basis poin di bulan September. Para pedagang mengevaluasi sinyal-sinyal yang beragam dari ekonomi AS, mencoba untuk menentukan apakah ekonomi AS akan mengalami soft landing atau tergelincir ke dalam resesi.

Penurunan Greenback dapat dibatasi karena meningkatnya arus safe-haven di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Pasukan Israel mengintensifkan serangan udara mereka di Jalur Gaza, yang mengakibatkan setidaknya 40 korban jiwa pada hari Kamis, menurut petugas medis Palestina.

Eskalasi ini semakin memperuncing konflik antara Israel dan kelompok militan yang dipimpin Hamas, sementara Israel bersiap-siap untuk menghadapi kemungkinan konflik regional yang lebih luas setelah terbunuhnya para petinggi kelompok-kelompok militan Hamas dan Hizbullah.

Bagikan: Pasokan berita