USD/JPY Turun di Bawah 145,00 di Tengah Pelemahan Dolar AS

  • USD/JPY turun di bawah 145,00 karena Dolar AS tetap melemah.
  • Para pedagang masih terpecah mengenai kemungkinan besar penurunan suku bunga The Fed di bulan September.
  • Para investor meragukan seberapa besar inflasi di Jepang akan meningkat tahun ini.

Pasangan mata uang USD/JPY turun mendekati 144,70 di sesi Eropa hari Selasa. Aset ini turun karena Dolar AS (USD) tetap melemah karena para pelaku pasar tampaknya yakin bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mulai menurunkan suku bunga dari pertemuan bulan September. Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai Greenback terhadap enam mata uang utama, menunjukkan kinerja yang lemah di bawah 101,00.

Minat para investor terhadap risiko telah berkurang karena ketegangan antara Iran dan Israel di Timur Tengah telah meningkat. Indeks berjangka S&P 500 mengalami kenaikan pada jam perdagangan sesi Asia. Sementara itu, sentimen pasar yang lebih luas tetap ceria di tengah keyakinan bahwa The Fed akan beralih ke normalisasi kebijakan pada bulan September.

Meskipun The Fed tampaknya pasti akan memangkas suku bunga di bulan September, para pedagang tetap terpecah mengenai kemungkinan besar penurunan suku bunga, mengingat kekhawatiran terhadap resesi Amerika Serikat (AS) telah berkurang secara signifikan. Perangkat CME FedWatch menunjukkan bahwa kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin (bp) adalah 28,5%.

Untuk panduan suku bunga baru, para investor menunggu data Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) inti AS untuk bulan Juli, yang akan dipublikasikan pada hari Jumat. PCE inti tahunan diprakirakan telah tumbuh pada laju yang lebih tinggi yaitu 2,7% dari 2,6% di bulan Juni, dengan angka bulanan yang tumbuh stabil sebesar 0,2%. Tanda-tanda tekanan harga yang masih bertahan akan membebani ekspektasi penurunan suku bunga yang lebih besar.

Sementara itu, Yen Jepang (JPY) lebih kuat daripada Dolar AS di tengah pelemahan Dolar AS, namun berkinerja buruk terhadap mata uang lainnya. Tanda-tanda pelonggaran tekanan harga di Jepang yang tetap bertahan telah menimbulkan keraguan atas ruang lingkup pengetatan kebijakan Bank of Japan. Indeks Harga Layanan Perusahaan Jepang, sebuah ukuran utama inflasi produsen, berada di level yang lebih rendah pada 2,8% di bulan Juli dibandingkan dengan estimasi 2,9% dan pembacaan bulan Juni sebesar 3%. Namun, Gubernur BoJ Kazuo Ueda mengatakan minggu lalu bahwa ada kebutuhan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut.

 

Bagikan: Pasokan berita