USD/IDR Naik ke Dekat 15.400 meski Ada Potensi Intervensi Pasar oleh Bank Indonesia
- USD/IDR menguat karena penghindaran risiko di tengah meningkatnya ketegangan Timur Tengah.
- Dolar AS mendapat dukungan dari semakin kecilnya kemungkinan penurunan suku bunga acuan yang besar oleh The Fed pada bulan November.
- Bank Indonesia mungkin telah melakukan intervensi di pasar valas untuk mendukung Rupiah dengan memastikan keseimbangan antara penawaran dan permintaan.
USD/IDR melanjutkan kenaikan untuk hari ketiga berturut-turut, diperdagangkan di sekitar 15.400,00 selama jam-jam awal Eropa pada hari Kamis. Rupiah Indonesia melemah sekitar 1% terhadap Dolar AS (USD) karena meningkatnya ketegangan geopolitik telah meredam selera risiko.
Menurunnya kemungkinan penurunan suku bunga yang agresif oleh Federal Reserve (The Fed) pada bulan November membantu imbal hasil obligasi Pemerintah AS untuk terus menguat dan mendukung Dolar AS (USD). CME FedWatch Tool mengindikasikan bahwa pasar menilai probabilitas 65,9% penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Federal Reserve pada bulan November, sementara probabilitas penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin adalah 31,4%, turun dari 49,3% seminggu yang lalu.
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai Dolar AS (USD) terhadap enam mata uang utama lainnya, terus menguat selama empat sesi berturut-turut. DXY diperdagangkan di kisaran 101,80 dengan imbal hasil obligasi AS 2-tahun dan 10-tahun masing-masing 3,65% dan 3,80%, pada saat artikel ini ditulis.
Terkait IDR, Bank Indonesia, bank sentral Indonesia, telah melakukan intervensi di pasar valas untuk mendukung Rupiah Indonesia dengan memastikan keseimbangan antara penawaran dan permintaan.
Pada hari Selasa, laju inflasi Indonesia turun ke 1,84% pada bulan September, turun dari 2,12% pada bulan sebelumnya, mencapai level terendah sejak November 2021. Penurunan ini membuat inflasi tetap dalam kisaran target 1,5% hingga 3,5% bank sentral.