Prakiraan Harga Perak: XAG/USD Naik ke Dekati $31,00 Menjelang IHK AS
- Harga Perak menguat karena reposisi perdagangan menjelang rilis data inflasi AS pada hari Rabu.
- Indeks Harga Konsumen AS mungkin akan melaporkan kenaikan 2,6% YoY di bulan Oktober, dengan IHK inti naik 3,3%.
- Harga Perak mungkin akan mengalami kesulitan karena implementasi kebijakan yang diusulkan Trump dapat menunda penurunan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed.
Harga Perak (XAG/USD) memperpanjang kenaikan selama dua hari berturut-turut, diperdagangkan di sekitar $30,90 per troy ounce selama sesi Eropa pada hari Rabu. Harga Perak mendapatkan momentum karena para pedagang tampaknya menyesuaikan posisi mereka menjelang laporan inflasi AS yang penting, yang dapat membentuk ekspektasi terhadap potensi penurunan suku bunga Federal Reserve.
Data IHK AS yang lebih lemah dari prakiraan dapat memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga yang stabil oleh The Fed, yang kemungkinan akan meningkatkan permintaan logam mulia tanpa bunga seperti Perak. Namun, Indeks Harga Konsumen (IHK) umum diproyeksikan menunjukkan kenaikan 2,6% pada basis tahunan untuk bulan Oktober, dibandingkan dengan 2,4% sebelumnya. Sementara itu, IHK inti diprakirakan naik 3,3%.
Namun, harga Perak dalam mata uang Dolar tetap berada di bawah tekanan dari penguatan Dolar AS (USD), yang dipicu oleh ekspektasi ekspansi fiskal dan kebijakan inflasi di bawah pemerintahan Trump. Penguatan USD membuat harga Perak menjadi lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang asing, yang berdampak negatif pada permintaan komoditas ini.
Implementasi kebijakan-kebijakan yang diusulkan Trump dapat menyebabkan peningkatan investasi, belanja, dan permintaan tenaga kerja, sehingga meningkatkan risiko inflasi. Skenario ini dapat mendorong Federal Reserve (The Fed) untuk mengadopsi sikap kebijakan moneter yang lebih ketat.
Data ekonomi yang lemah dari Tiongkok, dikombinasikan dengan tidak adanya stimulus ekonomi langsung, telah meningkatkan kekhawatiran terhadap permintaan di pusat manufaktur terbesar di dunia. Perak juga berada di bawah tekanan karena penggunaannya yang signifikan dalam elektrifikasi, terutama pada panel surya.
Sementara itu, produsen-produsen panel surya milik Tiongkok mengurangi produksi, sebagian karena kekhawatiran bahwa potensi kemenangan Trump dalam pemilu AS mendatang dapat mengakibatkan tarif yang lebih tinggi pada industri ini. Morgan Stanley telah memprakirakan bahwa pemerintahan Trump dapat memberlakukan tarif langsung hingga 60% untuk impor Tiongkok.