Penasihat Ekonomi WH, Hassett: Percakapan terkait Tiongkok Belum Dimulai

Dalam sebuah wawancara dengan CNBC pada hari Kamis, Kevin Hassett, Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS, mengatakan bahwa ada banyak inventaris kesepakatan yang sangat dekat dengan garis finish, seperti dilansir Reuters.

Poin-Poin Penting

"Pasar obligasi mungkin telah berkontribusi pada keputusan tarif tetapi tidak menyebabkan tindakan tergesa-gesa karena panik."

"Kami telah menyiapkan proses untuk kesepakatan tarif agar dapat berjalan dengan tertib."

"Jadwal kesepakatan sangat dapat dilakukan."

"Percakapan terkait Tiongkok belum dimulai."

Reaksi Pasar

Indeks Dolar AS tidak menunjukkan reaksi langsung terhadap pernyataan ini dan terakhir terlihat turun 0,95% pada hari ini di 101,92.

pertanyaan umum seputar PERANG DAGANG AS-TIONGKOK

Secara umum, perang dagang adalah konflik ekonomi antara dua negara atau lebih akibat proteksionisme yang ekstrem di satu sisi. Ini mengimplikasikan penciptaan hambatan perdagangan, seperti tarif, yang mengakibatkan hambatan balasan, meningkatnya biaya impor, dan dengan demikian biaya hidup.

Konflik ekonomi antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok dimulai pada awal 2018, ketika Presiden Donald Trump menetapkan hambatan perdagangan terhadap Tiongkok, mengklaim praktik komersial yang tidak adil dan pencurian kekayaan intelektual dari raksasa Asia tersebut. Tiongkok mengambil tindakan balasan, memberlakukan tarif pada berbagai barang AS, seperti mobil dan kedelai. Ketegangan meningkat hingga kedua negara menandatangani kesepakatan perdagangan AS-Tiongkok Fase Satu pada Januari 2020. Perjanjian tersebut mengharuskan reformasi struktural dan perubahan lain pada rezim ekonomi dan perdagangan Tiongkok serta berpura-pura mengembalikan stabilitas dan kepercayaan antara kedua negara. Pandemi Coronavirus mengalihkan fokus dari konflik tersebut. Namun, perlu dicatat bahwa Presiden Joe Biden, yang menjabat setelah Trump, mempertahankan tarif yang ada dan bahkan menambahkan beberapa pungutan lainnya.

Kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih sebagai Presiden AS ke-47 telah memicu gelombang ketegangan baru antara kedua negara. Selama kampanye pemilu 2024, Trump berjanji untuk memberlakukan tarif 60% terhadap Tiongkok begitu ia kembali menjabat, yang ia lakukan pada tanggal 20 Januari 2025. Perang dagang AS-Tiongkok dimaksudkan untuk dilanjutkan dari titik terakhir, dengan kebijakan balas-membalas yang mempengaruhi lanskap ekonomi global di tengah gangguan dalam rantai pasokan global, yang mengakibatkan pengurangan belanja, terutama investasi, dan secara langsung berdampak pada inflasi Indeks Harga Konsumen.

Bagikan: Pasokan berita