NZD/USD Terkoreksi dari 0,6100 karena Pembaruan Sentimen Bearish Jelang Data Inflasi AS
- NZD/USD kembali turun tajam dari 0,6090 karena sentimen bearish bangkit kembali.
- Rebound inflasi AS akan menambah beban rumah tangga karena pendapatan riil mereka akan diperas.
- Dampak pemulihan tekanan inflasi pada perekonomian Tiongkok mulai mereda.
Pasangan NZD/USD menghadapi barikade di sekitar 0,6090 di sesi London. Kiwi gagal menguji resistance angka bulat 0,6100 karena Indeks Dolar AS (DXY) mencoba pemulihan setelah membangun basis support di sekitar 102,30. Indeks USD mungkin mencoba merebut kembali resistance terdekat di 102,80 di tengah indikator-indikator ekonomi yang mendukung.
S&P500 futures menambah beberapa kenaikan di sesi London. Tampaknya upaya pemulihan ekuitas AS setelah sell-off pada hari Selasa. Indeks AS merasakan tekanan jual karena investor berharap inflasi dapat pulih karena pemulihan harga minyak global yang luar biasa. Ini akan menambah beban rumah tangga karena pendapatan riil mereka akan diperas
Indeks Dolar AS diprakirakan akan menikmati pasar yang berhati-hati menjelang data Indeks Harga Konsumen (IHK), yang akan dipublikasikan pada hari Kamis pukul 12:30 GMT (19:30 WIB). Angka inflasi yang kaku di bulan Juli diprakirakan oleh para pelaku pasar karena penguatan harga minyak. Juga, pertumbuhan upah yang berkelanjutan mengindikasikan bahwa belanja konsumen tetap tangguh karena lebih tingginya pendapatan yang bisa dipakai.
Tema penghindaran risiko gagal bertahan lebih lama meskipun para pembuat kebijakan Federal Reserve (The Fed) memberikan panduan suku bunga netral. Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan bank sentral berada pada titik di mana ia dapat bersabar dan mempertahankan suku bunga stabil dan membiarkan kebijakan moneter melakukan tugasnya.
Sementara itu, dampak pemulihan tekanan inflasi pada perekonomian Tiongkok mulai mereda. Biro Statistik Nasional Tiongkok melaporkan Rabu pagi bahwa IHK bulanan tumbuh pada laju 0,2% di bulan Juli sementara investor mengantisipasi deflasi 0,1%. Indeks Harga Produsen (IHP) terus melemah dengan laju yang lebih tinggi, tercatat di 4,4%, lebih tinggi dari ekspektasi sebesar 4,1%.
Para produsen Tiongkok kesulitan untuk menaikkan harga di pabrik di tengah permintaan yang suram dan ekspor yang menurun. Terlepas dari stimulus moneter dan fiskal yang lebih tinggi oleh People's Bank of China (PBoC) dan otoritas Tiongkok, pertumbuhan ekonomi masih lamban.
Perlu dicatat bahwa Selandia Baru adalah salah satu mitra dagang utama Tiongkok dan permintaan domestiknya yang lemah berdampak pada Dolar Selandia Baru.