NZD/USD Konsolidasi di Atas 0,5900, Mengikuti Sideways Dolar AS, Menantikan Penjualan Ritel Selandia Baru
- NZD/USD berosilasi di atas 0,5900 meskipun ada penurunan suku bunga PBoC dan data Neraca Perdagangan Selandia Baru.
- Futures AS semalam menarik penawaran beli yang signifikan karena investor berharap suku bunga dalam ekonomi AS memuncak untuk saat ini.
- Impor Selandia Baru di bulan Juli lebih tinggi dari sebelumnya sementara ekspor tetap lemah.
Pasangan NZD/USD diperdagangkan dalam kisaran sempit di atas support angka bulat 0,5900 di sesi London. Kiwi gagal menemukan arah meskipun People's Bank of China (PBoC) menurunkan suku bunga acuan satu-tahun untuk mengangkat prospek ekonomi di tengah permintaan yang sangat tidak pasti. PBoC menurunkan Prime Lending Rate (PLR) satu-tahun sebesar 10 basis poin (bp) menjadi 3,40% dibandingkan prakiraan 15bp.
S&P500 futures menambah kenaikan signifikan di sesi Eropa, menggambarkan kebangkitan selera risiko para pelaku pasar. Futures AS semalam menarik penawaran beli yang signifikan karena investor berharap suku bunga dalam ekonomi Amerika Serikat mencapai puncaknya untuk saat ini. Indeks Dolar AS (DXY) turun ke dekat 103,15 setelah menghadapi penghalang kaku di dekat 103,50 karena investor melihat tidak ada lagi kenaikan suku bunga tahun ini.
Jajak pendapat Reuters yang dilakukan antara 14 dan 18 Agustus menunjukkan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga stabil pada bulan September dan tidak akan menurunkan suku bunga sebelum Maret tahun depan. Sementara itu, kemungkinan resesi turun ke 40%, terendah dalam setahun. Tampaknya bank sentral akan memberikan lebih banyak waktu kepada suku bunga saat ini untuk mengatasi inflasi yang membandel.
Pekan ini, investor akan sangat fokus pada Simposium Ekonomi Jackson Hole, yang akan dimulai pada hari Kamis. Ketua The Fed Jerome Powell diprakirakan akan memberikan pandangan terhadap inflasi dan suku bunga.
Sementara itu, Dolar Selandia Baru tetap kurang volatil meskipun data neraca perdagangan Juli telah dirilis. Impor lebih tinggi dari sebelumnya sementara ekspor tetap lemah, yang mengindikasikan bahwa permintaan domestik optimis sementara ekspor terpukul karena permintaan Tiongkok lemah.
Pekan ini, data Penjualan Ritel kuartal kedua Selandia Baru akan diawasi dengan ketat, yang akan dipublikasikan pada hari Rabu. Pada kuartal terakhir, belanja konsumen turun, yang menunjukkan konsekuensi dari suku bunga yang lebih tinggi.