Indonesia: Inflasi Secara Mengejutkan Naik di Agustus – UOB
Ekonom Enrico Tanuwidjaja dan Ekonom Junior Agus Santoso di UOB Group memberikan pendapatnya terkait rilis data inflasi di Indonesia.
Poin-Poin Penting
Inflasi umum Indonesia pada bulan Agustus naik ke 3,3% y/y dibandingkan 3,1% di bulan Juli karena kenaikan harga pangan dan bahan bakar. Kenaikan harga pangan terutama didorong oleh kenaikan harga beras, bawang putih, daging ayam, dan telur karena terbatasnya pasokan dan kenaikan biaya produksi. Terganggunya rantai pasok beras global akibat pembatasan ekspor yang dilakukan beberapa eksportir beras menyebabkan harga beras naik sejak awal Agustus.
Lebih tingginya inflasi pada bulan Agustus disebabkan oleh kenaikan di kelompok makanan & minuman dan transportasi, sementara 11 komponen lainnya masih moderat. Inflasi makanan dan minuman naik ke 3,5% (y/y) dari bulan sebelumnya 1,9% (y/y). Sementara itu, inflasi transportasi di 9,7% (y/y), naik 0,1pt dari sebelumnya 9,6%.
Inflasi pada Agustus 2023 sejalan dengan prakiraan konsensus 3,3% y/y. Namun, masih terdapat potensi risiko kenaikan harga yang disebabkan oleh beberapa faktor. Risiko terganggunya rantai pasok pangan global mulai berdampak pada harga pangan Indonesia, khususnya beras, gandum, dan jagung. Selain itu, kebijakan Pertamina yang menaikkan harga bahan bakar pada 1 September 2023 juga diprakirakan akan mendorong inflasi bahan bakar terus berlanjut pada September 2023. Secara keseluruhan, kami tetap mempertahankan pandangan kami bahwa prakiraan inflasi umum pada tahun 2023 akan di 3,8% y/y.