AUD/USD Incar Kenaikan Lebih Lanjut karena Pasar Tenaga Kerja Kuat Tingkatkan Harapan Kenaikan Suku Bunga RBA
- AUD/USD bersiap mementaskan kenaikan baru karena pasar tenaga kerja yang optimis mendukung taruhan RBA hawkish.
- Sentimen pasar tetap optimis karena The Fed diprakirakan tidak akan menaikkan suku bunga lebih lanjut pada tahun ini.
- Penjualan Ritel AS diprakirakan tumbuh pada laju yang lebih lambat 0,2% dibandingkan laju 0,7% yang tercatat pada bulan Juli.
Pasangan AUD/USD mengincar pemulihan lebih lanjut menuju resistance psikologis 0,6500 karena laporan pasar tenaga kerja Australia yang lebih kuat dari prakiraan untuk bulan Agustus meningkatkan harapan kenaikan suku bunga lagi dari Reserve Bank of Australia (RBA).
Biro Statistik Australia melaporkan bahwa angkatan kerja mencatat kedatangan baru 64,9 ribu payrolls, lebih tinggi dari ekspektasi 23 ribu. Pada bulan Juli, perusahaan-perusahaan di Australia memecat 1,4 ribu pekerja. Tingkat Pengangguran di 3,7%, sesuai dengan ekspektasi dan angka Juli.
Pertumbuhan tenaga kerja yang kuat diprakirakan akan mendorong para pembuat kebijakan RBA untuk menaikkan suku bunga satu kali lagi di sisa tahun ini. Perlu dicatat bahwa RBA mempertahankan suku bunga tidak berubah di 4,1% dalam tiga pertemuan kebijakan moneter terakhir.
Sementara itu, S&P500 futures menambah kenaikan yang layak di sesi Eropa, menggambarkan sentimen risk-on. Sentimen pasar tetap optimis karena Federal Reserve (The Fed) diprakirakan tidak akan menaikkan suku bunga lebih lanjut pada tahun ini.
Meskipun inflasi Amerika Serikat sedikit lebih tinggi, investor tidak melihat The Fed menaikkan suku bunga lebih lanjut karena bank sentral mempertimbangkan inflasi inti sebagai faktor utama, dan dampak dari inflasi utama yang lebih tinggi akan terbatas. Sementara itu, investor menunggu data Indeks Harga Produsen (IHP) AS yang akan dipublikasikan pada pukul 12:30 GMT (19:30 WIB).
IHP utama diprakirakan tumbuh dengan laju yang lebih tinggi karena harga bensin menjadi mahal pada bulan Agustus, sementara IHP inti yang tidak termasuk harga minyak dan pangan melemah.
Selain data IHP AS, data Penjualan Ritel bulanan akan tetap menjadi titik fokus. Menurut estimasi, data ekonomi tumbuh dengan laju lebih lambat 0,2% dibandingkan laju 0,7% yang tercatat di bulan Juli. Perlambatan momentum belanja konsumen mengindikasikan bahwa tekanan inflasi yang lebih tinggi berdampak pada pendapatan rumah tangga.