DXY Bertahan Dekat 105,70 di Bawah Tertinggi Enam Bulan, Investor Menantikan Data AS
- Indeks USD (DXY) melayang di bawah tertinggi enam bulan sebelum serangkaian data ekonomi AS.
- Investor menjadi berhati-hati menjelang PCE Inti AS, menunggu petunjuk lebih lanjut mengenai skenario inflasi AS.
- Sikap hawkish The Fed dapat memperkuat kekuatan Greenback.
- Imbal hasil obligasi Pemerintah AS mencapai puncaknya di tertinggi multi-tahun, mendukung Dolar AS (USD).
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai Greenback terhadap enam mata uang utama, berada di bawah tertinggi enam bulan yang dicapai pada hari Jumat. Spot di sekitar 105,70 pada jam-jam awal sesi perdagangan Eropa pada hari Senin.
DXY sedang kesulitan untuk mendapatkan momentum, yang mungkin disebabkan oleh kehati-hatian pasar menjelang rilis data ekonomi dari Amerika Serikat (AS).
Investor akan memantau dengan cermat kalender ekonomi AS, yang mencakup rilis data penting seperti Keyakinan Konsumen, Pesanan Barang Tahan Lama, Klaim Pengangguran Awal, dan Belanja Konsumsi Pribadi/Personal Consumption Expenditures (PCE) Inti, yang merupakan pengukur inflasi yang disukai The Fed.
Angka tahunan PCE Inti diprakirakan turun dari 4,2% ke 3,9%. Kumpulan data ini akan memberikan wawasan mengenai situasi ekonomi AS, yang memengaruhi taruhan perdagangan yang melibatkan Greenback.
Imbal hasil obligasi Pemerintah AS melonjak ke tertinggi muti-tahun. Imbal hasil obligasi Pemerintah AS bertenor 10-tahun diperdagangkan di sekitar 4,46% di bawah level tertinggi sejak 2007. Kenaikan imbal hasil yang substansial ini dapat berkontribusi pada penguatan Dolar AS (USD).
Federal Reserve (The Fed) AS mengadakan pertemuan kebijakan moneter keenam selama minggu sebelumnya. Bank sentral AS memilih untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah namun melakukan revisi ke atas pada proyeksi Federal Funds Rate (FFR). Untuk tahun 2023, para pengambil kebijakan mengantisipasi FFR akan berada di 5,60%, dan untuk tahun 2024, mereka menaikkan estimasi mereka dari 4,6% menjadi 5,1%.
Selain itu, komentar dari Presiden Fed Boston Susan Collins dan Gubernur Federal Reserve (The Fed) AS Michelle W. Bowman menyarankan bahwa pengetatan suku bunga lebih lanjut mungkin terjadi, menekankan perlunya kesabaran dan kenaikan suku bunga lebih banyak untuk mengendalikan inflasi. Kenaikan suku bunga berpotensi mendukung USD.
Tekad The Fed untuk mempertahankan kenaikan suku bunga guna mengembalikan inflasi ke target 2% telah meningkatkan ekspektasi setidaknya satu kenaikan suku bunga 25 basis poin pada akhir tahun ini.
Selain itu, “dot plot” The Fed kini mengindikasikan hanya dua penurunan suku bunga pada tahun 2024, yang merupakan penurunan dari proyeksi sebelumnya yaitu empat penurunan suku bunga.