EUR/JPY Menghadapi Tekanan Nominal di Dekat 157,50 Setelah HICP Jerman Melemah Lampaui Ekspektasi
- EUR/JPY menemukan penawaran jual di dekat 157,50 setelah HICP Jerman tetap lebih lemah dari ekspektasi.
- HICP Jerman tumbuh lebih lambat meskipun harga energi meningkat.
- Kemungkinan intervensi BoJ tinggi karena Kazuo Ueda menyampaikan bahwa terlalu dini untuk mengabaikan kebijakan moneter yang longgar.
Pasangan EUR/JPY menghadapi tekanan jual setelah kenaikan tajam ke dekat 157,50 di akhir sesi Eropa. Aset ini menemukan beberapa penawaran jual karena laporan pendahuluan Indeks Harga Konsumen yang Diharmonisasi (HICP) Jerman untuk bulan September tetap lebih lemah dari ekspektasi.
HICP bulanan tumbuh lebih lambat 0,2% dibandingkan ekspektasi 0,3% dan angka Agustus 0,4%. Pada basis tahunan, angka utama HICP melemah ke 4,3% dibandingkan estimasi 4,5% dan rilis sebelumnya 6,4%. Inflasi perekonomian Jerman melambat meskipun harga energi meningkat. Hal ini mengindikasikan permintaan rumah tangga melemah karena inflasi menekan pendapatan riil.
Meskipun inflasi melemah di Jerman, peluang kenaikan suku bunga lagi dari European Central Bank (ECB) masih tetap ada. Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan minggu ini bahwa meskipun terjadi kemajuan dalam inflasi, angkanya dipandang terlalu tinggi untuk jangka waktu yang lama karena pasar tenaga kerja sejauh ini masih tangguh. Dia memperjelas bahwa suku bunga akan tetap dibatasi dalam jangka waktu yang cukup lama hingga inflasi turun mendekati 2%.
Untuk panduan lebih lanjut, investor akan fokus pada data HICP Zona Euro, yang akan dipublikasikan pada hari Jumat pukul 09:00 GMT (16:00 WIB).
Di sisi Yen Jepang, ekspektasi terhadap intervensi diam-diam oleh Bank of Japan (BoJ) di domain FX karena volatilitas mata uang yang berlebihan semakin dalam. Yen Jepang telah turun ke dekat 150,00 melawan Dolar AS. Peluang bagi BoJ untuk melakukan intervensi diam-diam sangatlah besar karena Gubernur Kazuo Ueda menyampaikan bahwa masih terlalu dini untuk menghentikan kebijakan moneter ekspansif karena inflasi perlu distabilkan di atas target 2%.