GBP/JPY Diperdagangkan Sideways Meskipun Gubernur BoE Bailey Peringatkan Guncangan Inflasi
- GBP/JPY tetap lesu di dekat 180,50 meskipun terjadi gejolak ekonomi di Inggris.
- Gubernur BoE Bailey melihat kemungkinan inflasi berada di atau di bawah 5% pada akhir tahun.
- PM Jepang Kishida berjanji akan membuat lonjakan kenaikan upah berkelanjutan untuk menjaga inflasi di atas 2%.
Pasangan GBP/JPY kesulitan menentukan arah karena dampak ekspektasi intervensi Bank of Japan (BoJ) mulai memudar. Pasangan mata uang ini gagal menunjukkan pergerakan yang signifikan meskipun ada penurunan signifikan dalam data IMP Konstruksi Inggris untuk bulan September.
S&P Global melaporkan belanja Konstruksi di 45,0, jauh lebih rendah dari ekspektasi 49,9 dan rilis sebelumnya 50,8. Angka di bawah ambang batas 50,0 dianggap sebagai kontraksi aktivitas konstruksi. Belanja rumah tangga untuk konstruksi diprakirakan tetap lemah karena tingginya suku bunga hipotek yang memaksa mereka untuk menunda permintaan rumah baru.
Sektor perumahan Inggris diprakirakan akan tetap rentan karena suku bunga hipotek diprakirakan tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama. Selain itu, Gubernur Bank of England (BoE) Andrew Bailey memperingatkan kemungkinan guncangan inflasi di masa depan. BoE diprakirakan akan mempertahankan suku bunga dalam waktu yang cukup lama karena Andrew Bailey menentang perubahan target inflasi Inggris 2%. Mengenai prospek inflasi, Bailey melihat kemungkinan inflasi akan berada di atau di bawah 5% pada akhir tahun.
Pada hari Rabu, Pound Sterling tetap berfluktuasi setelah rilis data IMP Jasa S&P Global. Data ekonomi membaik secara signifikan ke 49,3 dari ekspektasi dan rilis sebelumnya 47,2. S&P Global melaporkan bahwa perbaikan terjadi pada data ekonomi karena berkurangnya tekanan inflasi secara berkelanjutan dan beberapa bisnis merasa optimis karena BoE menghentikan sejenak periode pengetatan kebijakan.
Mengenai Yen Jepang, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berjanji akan membuat lonjakan kenaikan upah yang berkelanjutan, yang sangat diperlukan untuk menjaga inflasi tetap berada di atas target 2% karena tekanan inflasi saat ini sebagian besar dikontribusi oleh faktor-faktor eksternal.