EUR/USD Patahkan Kenaikan Beruntunnya Dekat 1,0530 di Tengah Kenaikan Dolar AS
- EUR/USD diperdagangkan lebih rendah di dekat 1,0530 karena Dolar AS yang optimis.
- Konflik Palestina-Israel dapat mendorong aliran dana menuju safe haven Greenback.
- Data NFP AS yang solid memperkuat kekuatan Dolar AS (USD).
EUR/USD mematahkan kenaikan beruntun yang dimulai pada hari Rabu, diperdagangkan di zona merah dekat 1,0530 selama sesi Asia pada hari Senin. Pasangan mata uang ini mengalami tekanan ke bawah karena penghindaran risiko, yang disebabkan oleh konflik militer Palestina-Israel.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Perancis La Tribune Dimanche, Christine Lagarde menyatakan, "Suku bunga utama ECB telah mencapai tingkat yang, jika dipertahankan dalam jangka waktu yang cukup lama, akan memberikan kontribusi besar terhadap kembalinya inflasi ke target dengan tepat waktu."
Presiden European Central Bank (ECB) Christine Lagarde memprakirakan inflasi mencapai target ke 2%. Lagarde juga menyebutkan kepercayaan terhadap situasi cadangan gas Eropa.
Produksi Industri (YoY) Jerman untuk bulan Agustus, turun 2,0% dari penurunan sebelumnya 1,7%. Sementara data bulanan menunjukkan penurunan 0,2%, lebih dalam dari prakiraan turun 0,1%.
Selain itu, rilis data Nonfarm Payrolls AS pada hari Jumat berdampak pada pasangan EUR/USD, awalnya memberikan tekanan pada pasangan mata uang tersebut, namun pada akhirnya menutup sesi sebelumnya dengan catatan positif.
Laporan ketenagakerjaan bulan September menunjukkan peningkatan signifikan sebanyak 336.000 pekerjaan, melebihi ekspektasi pasar 170.000. Angka bulan Agustus direvisi menjadi 227.000. Namun demikian, Pendapatan Per Jam Rata-Rata (MoM) AS tetap tidak berubah di 0,2% pada bulan September, meleset dari ekspektasi 0,3%. Pada basis tahunan, laporan mengindikasikan penurunan 4,2%, di bawah prakiraan konsisten 4,3%.
Konflik militer yang sedang berlangsung di Timur Tengah, yang melibatkan Hamas dan Israel, diawasi secara ketat oleh pasar. Masih ada kekhawatiran bahwa konflik akan meningkat dan menyebar ke seluruh kawasan, sehingga menimbulkan ketidakpastian geopolitik yang dapat berdampak pada pasar global.
Indeks Dolar AS (DXY) telah pulih setelah mengalami penurunan selama tiga hari berturut-turut, didorong oleh optimisme imbal hasil obligasi Pemerintah AS. DXY diperdagangkan di sekitar 106,30 pada saat penulisan.
Imbal hasil obligasi Pemerintah AS telah pulih, dipengaruhi oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lama. Imbal hasil obligasi Pemerintah AS bertenor 10-tahun sekali lagi mencapai 4,80%, mendekati puncak sejak tahun 2007.
Investor diprakirakan akan terus mencermati pertemuan International Monetary Fund (IMF) mendatang, di mana diskusi akan berkisar seputar strategi untuk menstabilkan nilai tukar internasional dan mendorong pembangunan.
Selain itu, mungkin fokusnya lebih besar pada Indeks Harga Produsen Inti AS pada minggu ini, karena indeks ini memegang peran penting dalam menilai tren inflasi dan kondisi ekonomi di Amerika Serikat.
Meningkatnya kekerasan berpotensi mendorong investor beralih ke aset-aset safe-haven tradisional, seperti Franc Swiss (CHF) sebagai contohnya. Pada saat ketidakpastian geopolitik meningkat, permintaan terhadap aset-aset safe-haven cenderung meningkat, dan CHF sering kali dianggap sebagai opsi yang kurang berisiko dalam situasi seperti itu.